BARATAYUDA: Kisah Kabut Merah Di Atas Tanah Bersimbah

NOVEL WAYANG Book 13 · Pitoyo Ebook Publishing
4.7
15 reviews
Ebook
611
Pages

About this ebook

Sebuah Novel Wayang Berbahasa Indonesia

Sebuah kisah pertempuran besar dunia wayang itu ditafsirkan kembali secara begitu rinci dalam 123.000 kata!! Kisah yang diangkat dari sudut pandang naskah pedalangan Surakarta dan Yogyakarta, diceritakan begitu nyata dengan bahasa lugas seolah semua itu ada di depan mata!

*****


 “..sehari kemarin hujan gerimis mengguyur Kurusetra, uwa Prabu. Pagi hari ini kabut terlihat pekat menyelimut padang itu..”

“... kabut..”, hanya kata-kata lirih yang keluar dari orang tua kurus itu. Wajahnya cekung. Matanya buta sejak lahir. Sang Destarastra. Bapak para Kurawa.

“.. kabut itu merah..” kata seorang kekar yang bicara kepada Destarastra. Bernama Raden Sanjaya. Anak dari Arya Widura, adik Destarastra. Berkata tentang halimun pagi di penglihatan sukmanya yang tampak janggal. Lamat-lamat berwarna merah darah.

“.. mengapa kabut itu berwarna merah?”

“..entahlah, uwa Prabu..”

Terlihat bibir Destarastra bergetar seperti hendak berkata tapi tak juga menyeruak kalimat terdengar. Hari itu adalah hari ke-empatpuluh empat sejak pagi pertama gelar pertempuran besar dua trah saudara, Pandawa dan Kurawa, harus berhadapan dengan pilihan hidup atau mati. Sementara Sanjaya tampak hanya duduk diam dengan wajah tertunduk, sang Destarastra dengan tatapan kosong matanya yang buta terlihat menengadah. Perlahan tipis mengalir air mata di pipinya

“..apakah kamu melihat tanda-tanda perang akan disudahi?”

Sanjaya hanya menggeleng. Aneh, Destarastra tentunya tak melihat itu, tapi sepertinya Destarastra tahu jawaban Sanjaya tentang perang yang akan tetap terus berlangsung.

Sanjaya adalah ksatria yang istimewa. Memiliki kesaktian ajian meraga-sukma. Sebuah ajian yang luar biasa. Banyak orang menganggap ajian ini hanyalah mitos atau khayalan belaka, karena memang hanya segelintir orang yang bisa dengan sempurna mengamalkan ajian ini.

Menurut kabarnya, ajian ini adalah berwujudan dari sikap berserah diri kepada Sang Pencipta, sehingga pada puncak pengamalannya, yang terjadi adalah sang sukma orang yang mengamalkan ajian ini dapat keluar dari raganya untuk menempuh sebuah perjalanan. Dan pada tataran tertinggi ajian ini, perjalanan itu bisa menembus batas-batas ruang dan waktu. Sang sukma yang melakukan perjalanan dapat tiba-tiba berada pada suatu tempat sangat jauh dari tempat raga berada. Bahkan tidak hanya itu, sang sukma bisa mengembara ke masa lampau atau pun masa depan.

Walaupun mungkin tataran ajian meraga-sukma yang bisa diamalkan Sanjaya ini masih dalam kemampuan sedang, hanya membawa sukma keluar badannya dan pergi jauh hanya pada saat yang sama, tapi hal itu sudahlah cukup. Hari demi hari dengan sabar, Sanjaya menceritakan apa yang dilihat sukmanya yang mengembara di Kurusetra pada saat yang sama, dan menceritakan dengan rinci setiap kejadian kepada Destarastra setiap malam harinya. 

Tapi pagi ini agak berbeda. Matahari belum juga sempurna memunculkan sinarnya, ketika Destarastra bergegas berjalan tergopoh merabakan tongkatnya menyusuri lorong istana menuju ke kamar kasatrian tempat Sanjaya tinggal. Destarastra meminta Sanjaya pagi itu sebentar meraga-sukma. Sekedar ingin melihat suasana pagi Kurusetra di antara hari-hari suasana pertempuran.

Lebih dari satu purnama perang Baratayuda pecah di medan padang tandus Kurusetra. Dan pagi hari saat temaram, bau anyir begitu terasa. Sukma Sanjaya yang barusaja mengembara ke Kurusetra menjadi saksi yang tampak di sana berupa pekat kabut lamat-lamat berwarna merah. Di atas tanah gelap yang dimana-mana terkapar begitu saja jasad mati bersimbah darah...

*****


Hanya tersedia di Google Play Books dalam bentuk ebook.

Judul Novel : Baratayuda, Kisah Kabut Merah Di Atas Tanah Bersimbah

Penulis : Pitoyo Amrih

Tebal halaman dalam format 14 x 21 cm : 608 halaman

Ratings and reviews

4.7
15 reviews
kadek windur Garba
November 10, 2022
buku yang sangat bagus tapi saya kekurangan uang untuk membeli buku ini
Did you find this helpful?
Satria Yudha Adhitama
August 30, 2020
Selalu mantapjiwa! Penggambaran yang kerenn
Did you find this helpful?
Jeffry Nanana
March 27, 2021
cerita yg seru
Did you find this helpful?

About the author

Sejak usia sekolah dasar, kisah-kisah wayang memberikan obsesi tersendiri. Ratusan karakter Ramayana dan Mahabarata seakan hadir dalam kehidupan kesehariannya. Membuatnya selalu memimpikan untuk bisa secara imajiner menjelajahi kehidupan di dunia wayang, menyelami setiap kepribadian karakter di dalamnya.

Sejak usia sekolah dasar, seringkali harus melewatkan waktu semalam suntuk duduk tepat di belakang seorang dalang wayang kulit, hanya untuk mencoba mengerti mengapa.

Mengapa sifat dan karakter tokoh dunia wayang itu begitu menganalogikan watak orang-orang disekitar kita.

Beberapa Novel Dunia Wayang karyanya:

Antareja-Antasena, Jalan Kematian Para Ksatria (Pinus, 2007)

Narasoma, Ksatria Pembela Kurawa (Pinus, 2008)

The Darkness of Gatotkaca (DivaPress, 2009)

Pertempuran 2 Pemanah Arjuna-Karna (DivaPress, 2009)

Perjalanan Sunyi Bisma Dewabrata (DivaPress, 2010)

Resi Durna, Sang Guru Sejati (DivaPress, 2010)

Memburu Kurawa (DivaPress, 2011)

Pandawa Tu7uh (DivaPress, 2012)

Wisanggeni Membakar Api (DivaPress, 2013)

Hanoman, Akhir Bisu Sebuah Perang Besar (DivaPress, 2014)

Cinta Mati Dasamuka (DivaPress, 2016)

Rama dan Sinta (DivaPress, 2019)

Penulis bisa dihubungi di http://duniawayang.pitoyo.com

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.